ENDOMIKORIZA
(Laporan Praktikum Bioteknologi Kehutanan)
Penulis
Nama : Inafa Handayani
NPM : 1214151027
P.
S. :
Kehutanan
Mata
Kuliah : Bioteknologi Kehutanan
Dosen : Dr. Melya Riniarti, S.P.,M.Si.

Jurusan
Kehutanan
Fakultas Pertanian
Universitas Lampung
Bandar Lampung
17 November 2014
ENDOMIKORIZA
Inafa Handayani
Abstrak
Mikoriza
merupakan bentuk hubungan simbiosis mutualistik antara fungi dengan akar
tumbuhan tingkat tinggi, tanaman inang memperoleh hara nutrisi, sedangkan fungi
memperoleh senyawa karbon hasil fotosintesis.
Mikoriza terbagi menjadi 3 macam yaitu endomikoriza, ektomikoriza, dan
ektendomikoriza. Hampir 90% tanaman
bersimbiosis dengan endomikoriza. Pada
praktikum ini kami mengamati tentang endomikoriza, dimana endomikoriza hanya
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengertian
endomikoriza, untuk mengetahui struktur sel endomikoriza pada Gnetum gnemon, dan untuk mengetahui
fungsi endomikoriza pada tanaman, Dapat
diambil kesimpulan Endomikoriza merupakan fungi yang berkembang di dalam akar
diantara dan didalam sel-sel korteks akar, endomikoriza hanya dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop karena ukurannya yang mikro, Struktur sel
endomikoriza pada Gnetum gnemon
terdapat arbuskular, kortek, vesikel, dan epidermis, dan Endomikoriza berfungsi
meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara dan air yang tidak
tersedia lagi bagi tanaman juga berfungsi sebagai kontrol biologi dan
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan, serta tanaman lebih tahan
terhadap pathogen.
DAFTAR ISI
COVER ........ i
ABSTRAK....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
I.
PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Tujuan.................................................................................................... 2
II.
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 3
III.
METODELOGI PRAKTIKUM.............................................................. 7
A. Alat dan Bahan...................................................................................... 7
B. Cara Kerja ............................................................................................. 7
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 8
A. Hasil Praktikum..................................................................................... 8
B. Pembahasan............................................................................................ 8
V.
KESIMPULAN......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 11
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikoriza
adalah adanya suatu bentuk hubungan simbiosis mutualisme antar cendawan dan
perakaran tanaman tingkat tinggi. Mikoriza ada tiga, yaitu ektomikoriza,
endomikoriza, dan ektendomikoriza. Endomikoriza merupakan
cendawan yang tidak memiliki tubuh buah, dalam artian ini, endomikoriza sangat
sulit di lihat dengan mata biasa, harus dengan menggunakan mikroskop.
Endomikoriza menginfeksi tumbuhan hingga bagian sel perakaran tanaman.
Endomikoriza berkembang dengan perpanjangan hifa-hifanya. Endomikoriza sangat
membantu dalam proses perkembangan tanaman, terutama pada penyerapan unsur hara
dan air. Perpanjangan hifanya yang kecil mampu menembus lapisan-lapisan tanah
untuk mendapatkan unsur yang dibutuhkan. Meningkatkan ketahanan akar terhadap
patogen akar. Cendawan mikoriza melalui
jaringan hifa eksternal dapat memperbaiki dan memantapkan struktur
tanah. Pada jenis endomikoriza, jaringan hifa cendawan masuk kedalam sel
kortek akar dan membentuk struktur yang khas berbentuk oval yang disebut vesicle
dan sistem percabangan hifa yang disebut arbuscule, sehingga endomikoriza
disebut juga vesicular-arbuscular micorhizae (FMA ).
B. Tujuan Praktikum
Tujuan
dari praktikum endomikoriza ini adalah
1. Untuk mengetahui pengertian endomikoriza
2. Untuk mengetahui struktur sel endomikoriza
pada Gnetum gnemon
3. Untuk mengetahui fungsi endomikoriza pada
tanaman
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kata mikoriza berasal dari bahasa Yunani
yaitu myces (fungi) dan rhiza (akar). Jadi mikoriza adalah suatu
bentuk hubungan simbiosis mutualisme antara fungi dan perakaran tumbuhan
tingkat tinggi. Simbiosis ini terjadi saling menguntungkan, fungi memperoleh
karbohidrat dan unsur pertumbuhan lain dari tanaman inang, sebaliknya fungi
memberi keuntungan kepada tanaman inang, dengan cara membantu tanaman dalam
menyerap unsure hara terutama unsur P. Hifa fungi mikoriza dapat meningkatkan
pengambilan P dengan cara memperluas daerah penyerapan dari sistem perakaran
tanaman sehingga dapat dimanfaatkan untuk menambah residu P yang menumpuk dalam
tanah. Pengaruh FMA terhadap pertumbuhan, serapan P dan hasil tanaman dipengaruhi
oleh jenis dan varietas tanaman, jenis tanah, jenis FMA, jenis pupuk, serta
faktor lingkungan (Agricultura, 2011)
Fungi mikoriza
arbuskula (FMA) adalah fungi yang berasosiasi dengan perakaran tanaman tingkat
tinggi dengan sebagian besar tumbuhan termasuk Angiospermae, Gymnospermae,
Plevidovila dan Bryopita atau suatu bentuk hubungan simbiosis
mutualistik antara jamur (mykes) dan perakaran (rhiza) tumbuhan tingkat tinggi.
Mikoriza dapat meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara dan air
yang tidak tersedia lagi bagi tanaman
juga berfungsi sebagai kontrol
biologi dan meningkatkan ketahanan
tanaman terhadap kekeringan (Parnata,
2010).
Istilah mikoriza yang berarti jamur akar
pertama kali diperkenalkan oleh Frank pada tahun 1855. Dalam deskripsinya
kemudian Fank membagi mikoriza berdasarkan tempat jamur berkembang dalam akar
menjadi dua golongan yaitu ektomikoriza, jamur yang berkembang di permukaan
luar akar dan diantara sel-sel korteks akar. Dan endomikoriza, jamur yang
berkembang di dalam akar diantara dan didalam sel-sel korteks akar (
Martawijaya, 1989).
Mikoriza Vesikular Arbuskula (MVA)
merupakan jenis fungi yang hidup berkoloni pada beberapa jenis tanaman
pertanian, termasuk tanaman hortikultura dan Kehutanan. Beberapa jenis yang
dapat diidentifikasi termasuk ke dalam genus Glomus, Gigaspora, Acaulospora,
Sclerocytis. MVA hidup bersimbiosis dengan tanaman inang dan tidak dapat
ditumbuhkan pada media buatan di laboratorium. MVA membantu pertumbuhan tanaman
dengan memperbaiki ketersediaan hara fosfor
dan melindungi perakaran dari serangan patogen (Trappe and Schneck,
1982).
Pertumbuhan
dan aktivitas endomikoriza di tanah atau rhizosfer tanaman sangat tergantung
oleh keberadaan jenis-jenis atau spesies endomikoriza yang terdapat pada areal
tersebut, lingkungan yang mendukung pertumbuhan spesies endomikoriza dan
tanaman inang yang kompatibel (Widiastuti et al., 2002 ; Smith dan Read,
2008).
Vesikula
atau vesikel (vesicular/vesicle) adalah merupakan hifa cendawan
endomikoriza yang mengalami penggembungan (melebar). Penggembungan hifa bisa
terjadi secara internal di dalam sel atau keluar dari sel akar inang yang
terbentuk pada hifa terminal dan interkalar. Bentuk vesikel bulat atau
oval/lonjong, berisi senyawa lemak sehingga vesikel merupakan organ penyimpanan
cadangan makanan bagi cendawan endomikoriza (Brundrett et. al.,
2008).
Vesikular
Arbuskular Mikoriza (VAM-fungi) atau cendawan endomikoriza yang dapat membentuk
arbuskel dan atau vesikel merupakan kelompok cendawan yang awal
pengklasifikasiannya termasuk ke dalam kelas Zygomycetes, ordo dan Glomales.
Ordo Glomales terdiri dari dua (2) sub ordo, yaitu Gigasporinea dan Glomineae.
Sub-ordo Gigasporineae hanya mempunyai satu famili Gigasporacaeae dan hanya
terdiri 2 genus, yaitu Gigaspora dan Scutellospora. Pada sub-ordo
Glominea mempunyai 4 familia, yaitu famili Glomaceae dengan genus Glomus,
famili Acaulosporaceae dengan genus Acaulospora dan Entrophospora,
famili Paraglomaceae dengan genus Paraglomus, dan famili Archaeosporaceae
dengan genus Archaespora (INVAM, 2005).
Mikoriza arbuskula dapat berasosiasi
dengan hampir 90% jenis tanaman dimana tiap jenis tanaman dapat juga
berasosiasi dengan satu atau lebih jenis CMA. Tetapi tidak semua jenis tumbuhan
dapat memberikan respon pertumbuhan positif terhadap inokulasi CMA. Konsep
ketergantungan tanaman akan CMA adalah relatif dimana tanaman tergantung pada
keberadaan CMA untuk mencapai pertumbuhannya. Tanaman yang mempunyai
ketergantungan yang tinggi pada keberadaan CMA, biasanya akan menunjukkan
pertumbuhan yang nyata terhadap inokulasi CMA, dan sebaliknya tidak dapat
tumbuh sempurna tanpa adanya asosiasi dengan CMA (Istiqomah, 2006).
III. METODELOGI PRAKTIKUM
3.1. Alat dan Bahan
Adapun
alat yang digunakan dalam praktikum endomikoriza ini adalah mikroskop,
preparat, dan alat tulis. Sedangkan
bahan yang digunakan adalah fungi endomikoriza.
3.2. Cara Kerja
Langkah-langkah yang dilakukan dalam praktikum ini
sebagai berikut
1. Menyiapkan fungi endomikoriza pada
tanaman Gnetum gnemon
2. Menyiapkan
alat mikroskop
3. Meletakkan
preparat yang terdapat endomikoriza pada mikroskop
4. Mengatur
ketelitian lenza 4X, 10X, dan 40X
5. Mencari bentuk endomikoriza yang terdapat
dipreparat dengan bantuan mikroskop
6. Melihat
bentuk dan warna pada endomikoriza yang diteliti
7. Menggambar
bentuk endomikoriza pada kertas
8. Membuat
laporan akhir praktikum
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Praktikum
4.2. Pembahasan
Mikoriza merupakan bentuk hubungan
simbiosis mutualistik antara fungi dengan akar tumbuhan tingkat tinggi, tanaman
inang memperoleh hara nutrisi, sedangkan fungi memperoleh senyawa karbon hasil
fotosintesis. Mikoriza dibagi menjadi
endomikoriza, ektomikoriza, dan ektendomikoriza. Pada praktikum ini focus pada
endomikoriza. Endomikoriza merupakan
fungi yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop karena tidak
memiliki tubuh buah, dan hanya ada didalam tanah. Endomikoriza memiliki cirri-ciri yaitu tidak
dapat tumbuh tanpa tanaman inang, tidak dapat dilihat mata telanjang, membentuk
arbuskular merupakan media pertukaran unsurhara dan karbon, dan beberapa
membentuk vesikula. Endomikoriza terdiri
dari epidermis, arbuskular, kotek, dan vesikel.
Fungsi dari mikoriza untuk tanaman adalah meningkatkan kemampuan tanaman
dalam menyerap unsur hara dan air yang tidak tersedia lagi bagi tanaman juga
berfungsi sebagai kontrol biologi dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap
kekeringan, selain itu dapat tahan terhadap serangan pathogen. Pada umumnya 90% tanaman bermikoriza, 10%
berektomikoriza dan 90% berendomikoriza.
Endomikoriza dapat berasosiasi dengan hampir 90% jenis tanaman dimana
tiap jenis tanaman dapat juga berasosiasi dengan satu atau lebih jenis CMA.
Endomikoriza yang termasuk dalam kelompok mikoriza vesicular arbuskular banyak
terdapat pada tanaman pertanian, dan hanya beberapa tanaman hutan, misalnya
Hopea, Shorea, Eucalyptus, Albizia, Leucaena, dan Acacia. MVA bersifat obligat simbion, membentuk
arbuscul dan vesicle dalam sel akar.
Jamur MVA yang dapat berperan diantaranya Glomus, Entrophospora,
Gigaspora, dan Scutellospora (Kabirudin, 1992).
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil
dari praktikum endomikoriza ini adalah
1. Endomikoriza
merupakan fungi yang berkembang di dalam akar diantara dan didalam sel-sel
korteks akar, endomikoriza hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
karena ukurannya yang mikro
2. Struktur
sel endomikoriza pada Gnetum gnemon terdapat
arbuskular, kortek, vesikel, dan epidermis
3.
Endomikoriza berfungsi meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap
unsur hara dan air yang tidak tersedia lagi bagi tanaman juga berfungsi sebagai
kontrol biologi dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan.
DAFTAR
PUSTAKA
Agricultura,
2011. Tinjauan Pustaka. Bogor
(http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52111/BAB%20II%20Tinjauan%20%20Pustaka.pdf?sequence=4
Diakses 6 November 2012). Brundrett, M., N. Bougher, B. Dell,. T.
Grove, dan N. Malajczuk. 2008. Working with Mycorrhizas in Forestry and
Agriculture. ACIAR Monograph 32. Australian Centre for International
Agricultural Research, Canberra
INVAM. 2005. International Culture Collection of
(Vesicular) Arbuscular Mycorrhizal Fungi. Acouslospora foveata (reference accession BR861).
http:Ninvarn.caf.wvu.edu/iungi~tlxonorny/Aca~losporaceae/
Acaulospora/foveata/foveata.htm [7 Jul 20051].
Istiqomah. 2006.
http://alwayssmileband.blogspot.com/2012/09/laporan-praktikum-mikoriza.html
Kabirudin.
1992. Tahapan dalam Penelitian Mikoriza
dan Kemungkinan Aplikasinya dalam Pengembangan Hutan Tanaman Industri.
Proding Seminar Nasional Status Silvikultur di Indonesia Saat ini. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta
Martawijaya,
A. 1989. Atlas Kayu Indonesia Jilid II.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil
Hutan, Bogor. Indonesia.
Parnata, 2010. Pertanian Organik. Penerbit Karnisius. Yogyakarta
Smith, S. E.,
and D. J. Read. 2008. Mycorrhizal symbiosis, 3rd Ed. Academic Press, San
Diego. 614 pp
Trappe
and Schneck, 1982. Agroforestry tree
database: a tree reference and selection guide version 4.6. medan
Widiastuti H. ;
Edi Guhardja; Nampiah Soekarno; L. K. Darusman,; Didiek Hadjar Goenadi dan
Sally Smith. 2002. Optimasi simbiosis
cendawan mikoriza arbuskula Acaulospora
tuberculata dan Gigaspora
margarita pada bibit kelapa sawit di tanah masam. Menara Perkebunan.70:2:50-57
Tidak ada komentar:
Posting Komentar