EKTOMIKORIZA
PADA TANAMAN MELINJO (Gnetum gnemon)
(Laporan Praktikum Bioteknologi Kehutanan)
Penulis
Nama : Inafa Handayani
NPM : 1214151027
P.
S. :
Kehutanan
Mata
Kuliah : Bioteknologi Kehutanan
Dosen : Dr. Melya Riniarti, S.P.,M.Si.

Jurusan
Kehutanan
Fakultas
Pertanian Universitas Lampung
Bandar Lampung
17 November 2014
EKTOMIKORIZA
PADA TANAMAN MELINJO (Gnetum gnemon)
Inafa Handayani
Abstrak
Mikoriza
merupakan bentuk hubungan simbiosis mutualistik antara fungi dengan akar
tumbuhan tingkat tinggi, tanaman inang memperoleh hara nutrisi, sedangkan fungi
memperoleh senyawa karbon hasil fotosintesis.
mikoriza membantu kerja perakaran tanaman, mikoriza juga mampu
meningkatkan toleransi tanaman terhadap keadaan lingkungan yang tidak
menguntungkan seperti kekeringan dan salinitas. Mikoriza terbagi menjadi 3
macam yaitu endomikoriza, ektomikoriza, dan ektendomikoriza. Tujuan dari
praktikum ektomikoriza ini adalah untuk mengetahui pengertian ektomikoriza,
untuk mengetahui struktur sel ektomikoriza pada Gnetum gnemon, dan untuk mengetahui fungsi ektomikoriza pada
tanaman. Kesimpulan yang dapat diambil
dari praktikum ektomikoriza ini adalah ektomikoriza adalah fungi yang
berkembang di permukaan luar akar dan diantara sel-sel korteks akar, Struktur
sel endomikoriza pada Gnetum gnemon
terdapat Hartignet dan cortex, Ektomikoriza berfungsi
meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara dan air yang tidak
tersedia lagi bagi tanaman juga berfungsi sebagai kontrol biologi dan
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan.
DAFTAR ISI
COVER ........ i
ABSTRAK....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
I.
PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Tujuan.................................................................................................... 2
II.
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 3
III.
METODELOGI PRAKTIKUM.............................................................. 6
A. Alat dan Bahan...................................................................................... 6
B. Cara Kerja ............................................................................................. 6
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 7
A. Hasil Praktikum..................................................................................... 7
B. Pembahasan............................................................................................ 7
V.
KESIMPULAN......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 10
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikoriza adalah
adanya suatu bentuk hubungan simbiosis mutualisme antar cendawan dan perakaran
tanaman tingkat tinggi. Mikoriza ada tiga, yaitu ektomikoriza, endomikoriza,
dan ektendomikoriza. Mikoriza merupakan
asosiasi simbotik antara akar tanaman dan jamur Asosiasi antara akar tanaman
dengan jamur ini memberikan manfaat yang sangat baik bagi tanah dan tanaman
inang yang merupakan tempat jamur tersebut tumbuh dan berkembang biak. Prinsip
kerja dari mikoriza ini adalah menginfeksi sistem perakaran tanaman inang,
memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman yang mengandung
mikoriza tersebut akan mampu meningkatkan kapasitas dalam penyerapan unsur
hara.
Mikoriza juga dapat
melindungi tanaman dari ekses unsur tertentu yang bersifat racun seperti logam
berat. Mekanisme perlindungan terhadap logam berat dan unsur beracun yang
diberikan mikoriza dapat melalui efek filtrasi, menonaktifkan secara kimiawi
atau penimbunan unsur tersebut dalam hifa cendawan. Selain itu mikoriza membantu kerja perakaran
tanaman, mikoriza juga mampu meningkatkan toleransi tanaman terhadap keadaan
lingkungan yang tidak menguntungkan seperti kekeringan dan salinitas.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan
dari praktikum ektomikoriza ini adalah
1. Untuk mengetahui pengertian ektomikoriza
2. Untuk mengetahui struktur sel ektomikoriza
pada Gnetum gnemon
3.
Untuk mengetahui fungsi ektomikoriza
pada tanaman
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kata mikoriza berasal dari bahasa Yunani
yaitu myces (fungi) dan rhiza (akar). Jadi mikoriza adalah suatu
bentuk hubungan simbiosis mutualisme antara fungi dan perakaran tumbuhan
tingkat tinggi. Simbiosis ini terjadi saling menguntungkan, fungi memperoleh
karbohidrat dan unsur pertumbuhan lain dari tanaman inang, sebaliknya fungi
memberi keuntungan kepada tanaman inang, dengan cara membantu tanaman dalam
menyerap unsure hara terutama unsur P. Hifa fungi mikoriza dapat meningkatkan
pengambilan P dengan cara memperluas daerah penyerapan dari sistem perakaran
tanaman sehingga dapat dimanfaatkan untuk menambah residu P yang menumpuk dalam
tanah. Pengaruh FMA terhadap pertumbuhan, serapan P dan hasil tanaman
dipengaruhi oleh jenis dan varietas tanaman, jenis tanah, jenis FMA, jenis
pupuk, serta faktor lingkungan. Mikoriza adalah asosiasi saling menguntungkan antara fungi
dan akar tanaman yang membentuk struktur simbiotik dan menghasilkan sifat
morfologi yang baru. Melalui hubungan simbiosis dengan tanaman, mikoriza
berperan penting dalam pertumbuhan tanaman, perlindungan penyakit, dan
peningkatan kualitas tanah secara keseluruhan. Mikoriza adalah suatu bentuk
hubungan simbiosis mutualistik antara jamur (mykes) dan perakaran (rhiza)
tumbuhan tingkat tinggi. Mikoriza dapat meningkatkan kemampuan tanaman dalam
menyerap unsur hara dan air yang tidak tersedia lagi bagi tanaman, juga
berfungsi sebagai kontrol
biologi
dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan. (Agricultura, 2011)
Istilah mikoriza yang berarti jamur akar
pertama kali diperkenalkan oleh Frank pada tahun 1855. Dalam deskripsinya
kemudian Fank membagi mikoriza berdasarkan tempat jamur berkembang dalam akar
menjadi dua golongan yaitu ektomikoriza, jamur yang berkembang di permukaan
luar akar dan diantara sel-sel korteks akar dan endomikoriza, jamur yang
berkembang di dalam akar diantara dan didalam sel-sel korteks akar (Martawijaya,
1989).
Infeksi ektomikoriza diawali dengan
dijumpai adanya pertumbuahn spora di perakaran tanaman. Setelah spora tumbuh,
dengan cepat fungi tumbuh menutupi perakaran kecil dalam bentuk hifa yang
menghambat pertumbuhn akar rambut. Sampai saat ini sedikit diketahui
sebarannya, kelimpahan dan bagaimana populasi berkembang selama perubahan
musim. Beberapa spesies mempunyai inang yang cukup banyak, yang lainnya hanya
menginfeksi beberapa jenis tanaman saja. Seringkali jenis tanaman pada umur
tertentu terinfeksi bermacam-macam mikoriza, dan dalam beberapa kasus beberapa
jenis fungi menginfeksi tanaman yang sama bahkan pada akar yang sama. Cendawan
ektomikoriza penggunaannya sangat terbatas, yaitu hanya dapat ditemukan dan
digunakan pada tanaman keras, seperti pada tanaman kehutanan tertentu (tusam, eukaliptus, dan keluarga
Dipterocarpacea). Telah banyak dibuktikan di laboratorium dan di lapangan
bahwa untuk memperoleh pertumbuhan bibit tusam yang baik setelah ditanam di
lahan- lahan kritis, penggunaan inokulum ektomikoriza diperlukan sekali guna
meningkatkan pertumbuhannya
(Setiadi, 1998).
Ektomikoriza
biasanya berasosiasi dengan tanaman jenis pohon seperti pinus, oak, eukaliptus, dan lain-lain. Di dalam hutan di wilayah
sub tropis banyak kita jumpai jamur sebagai tempat hidup ektomikoriza. Asosiasi
ektomikoriza juga terjadi pada fungi. Inokulasi tanaman dengan ektomikoriza
akan memberikan keuntungan, bahkan di beberapa tempat tanaman akan tumbuh baik
apabila terinfeksi mikoriza. Inokulasi akan mendorong pertumbuhan tanaman
apabila infeksi mikoriza. Inokulasi akan mendorong pertumbuhan tanaman apabila
infeksi secara alami secara alami terjadi pada kerapatan rendah, atau galur
asli kurang efisien dibanding galur yang diinokulasikan. Beberapa jenis
mikoriza banyak memberikan keuntungan pada pertumbuhan tanaman (Susanto, 2002).
Jamur ektomikoriza memasuki akar dan mengganggu sebagian lamela
tengah di antara sel korteks. Susunan hifa di sekeliling sel korteks ini
disebut jaring Hartig. Ektomikoriza
biasanya juga menyusun jaringan hifa dengan sangat rapat pada permukaan akar,
yang disebut selubung. Selubung ini sering disebut dengan selubung Pseudoparenkim (Feronika, 2003).
Beberapa hasil penelitian
menunjukkan adanya peningkatan dan perbaikan pertumbuhan tanaman setelah
diberikan inokulasi fungi ektomikoriza bila dibandingkan dengan tumbuhan yang
tidak memiliki simbiosis dengan ektomikoriza (Riniarti, 2002). Oleh karena itu
fungi ektomikoriza mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas
pertumbuhan khususnya pada tumbuhan jenis tengkawang yang sangat bergantung
pada ektomikoriza (Omon, 2008).
III. METODELOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Adapun
alat yang digunakan dalam praktikum endomikoriza ini adalah mikroskop,
preparat, dan alat tulis. Sedangkan
bahan yang digunakan adalah fungi endomikoriza.
B. Cara Kerja
Langkah-langkah yang dilakukan dalam praktikum ini
sebagai berikut
1. Menyiapkan fungi endomikoriza pada
tanaman Gnetum gnemon
2. Menyiapkan
alat mikroskop
3. Meletakkan
preparat yang terdapat endomikoriza pada mikroskop
4. Mengatur
ketelitian lenza 4X, 10X, dan 40X
5. Mencari bentuk endomikoriza yang terdapat
dipreparat dengan bantuan mikroskop
6. Melihat
bentuk dan warna pada endomikoriza yang diteliti
7. Menggambar
bentuk endomikoriza pada kertas
8. Membuat
laporan akhir praktikum
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Praktikum

4.2. Pembahasan
Mikoriza
merupakan bentuk hubungan simbiosis mutualistik antara fungi dengan akar
tumbuhan tingkat tinggi, tanaman inang memperoleh hara nutrisi, sedangkan fungi
memperoleh senyawa karbon hasil fotosintesis. Mikoriza dibagi menjadi
endomikoriza,
ektomikoriza, dan ektendomikoriza. Ektomikoriza, merupakan jamur yang hifanya
hanya sampai kebagian epidermis akar tumbuhan atau tidak sampai menembus ke
dalam korteks akar. Dengan adanya ektomikoriza akar tumbuhan tidak begitu
memerlukan bulu akar. Tumbuhan tersebut dapat memperoleh air dan unsur-unsur
hara dari tanah dalam jumlah yang lebih banyak.
Manfaat mikoriza adalah mampu meningkatkan penyerapan unsur hara,
memperpanjang fungsi perakaran, lebih tahan terhadap kondisi kering dan
serangan patogen (Trappe, Castellano, and Trappe, 1993 dalam Pujiyanto,
2001). Cendawan ECM mudah dikenali tanpa melalui pewarnaan. Hifa ECM tumbuh di
sekitar dan di antara sel-sel korteks yang disebut dengan hartig net sedangkan
yang tumbuh mengelilingi sel-sel epidermis disebut mantle. Pada ektomikoriza, jaringan hifa cendawan
tidak sampai masuk kedalam sel tapi berkembang diantara sel kortek akar
membentuk hartig net dan mantel dipermukaan akar. Pada umumnya tanaman bersimbiosis dengan
mikoriza, terdapat 90% tanaman bersimbiosis dengan mikoriza, dari 90% terdapat
90% bersimbiosis dengan endomikoriza dan 10% dengan ektomikoriza, dari 10%
tanaman bersimbiosis dengan ektomikoriza kebanyakan tanaman berkayu. Ektomikoriza berfungsi membantu tanaman
mencari unsure hara dan air, serta menjaga agar tidak kekeringan, dan terhindar
dari serangan pathogen. Bagian tubuh
dari ektomikoriza terdiri dari hartignet
yang berfungsi untuk pertukaran unsure hara dan air, mantel adalah selubuh
hifa. Bentuk ektomikoriza ada pullboll dan umbrella. Pada umumnya fungi
yang terdapat pada melinjo dapat dimakan karena tidak beracun. Ektomikoriza dapat tahan terhadap serangan
pathogen karena memiliki mantel.
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum
ektomikoriza ini adalah
1. ektomikoriza adalah fungi yang berkembang di
permukaan luar akar dan diantara sel-sel korteks akar
2. Struktur
sel endomikoriza pada Gnetum gnemon
terdapat Hartignet dan cortex
3.
Ektomikoriza berfungsi meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap
unsur hara dan air yang tidak tersedia lagi bagi tanaman juga berfungsi sebagai
kontrol biologi dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan.
DAFTAR PUSTAKA
Agricultura, 2011. Hubungan FMA dengan Pinus.
Feronika, 2003. Mikoriza: Peran, Prospek, dan kendalanya. Program Pasca Sarjana
Fakultas Pertanian. UGM
Martawijaya,
A. 1989. Atlas Kayu Indonesia Jilid II.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor. Indonesia.
Omon, M. 2008. Pengaruh
dosis tablet mikoriza terhadap pertumbuhan dua jenis meranti merah asal benih
dan stek di HPH PT. ITCIKU, Balikpapan, Kalimantan Timur. Jurnal Info Hutan
Vol V No.4.
Pujiyanto. 2001. Pemanfaatan Jasad Mikro Jamur Mikoriza dan Bakteri dalam Sistem
Pertanian Berkelanjutan di Indonesia : Tinjauan dari Perspektif Falsafah
Sains. E-mail : pujiyantotnh@yahoo.com.
Riniarti, M. 2002. Perkembangan
kolonisasi ektomikoriza dan pertumbuhan semai dipterocarpaceae dengan pemberian
asam oksalat dan asam humat serta inokulasi ektomikoriza [Tesis]. Pasca
Sarjana. IPB.
Setiadi, Y. 1998. Prospek Pengembangan Mikoriza Untuk
Rehabilitasi Lahan Kritis. Makalah Pelatihan Alih Teknologi Mikoriza di
Pusat Pengembangan Jati, Cepu. Perum Perhutani
Susanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius.
Yogyakarta
ok lah
BalasHapus