Kamis, 04 Juni 2015

PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI EKTOMIKORIZA PADA TANAMAN MELINJO (Gnetum gnemon)



EKTOMIKORIZA PADA TANAMAN MELINJO (Gnetum gnemon)
(Laporan Praktikum Bioteknologi Kehutanan)








Penulis
Nama               : Inafa Handayani
NPM               : 1214151027
P. S.                 : Kehutanan




Mata Kuliah    : Bioteknologi Kehutanan
Dosen              : Dr. Melya Riniarti, S.P.,M.Si.










Jurusan Kehutanan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Bandar Lampung
17 November 2014

EKTOMIKORIZA PADA TANAMAN MELINJO (Gnetum gnemon)


Inafa Handayani


Abstrak


Mikoriza merupakan bentuk hubungan simbiosis mutualistik antara fungi dengan akar tumbuhan tingkat tinggi, tanaman inang memperoleh hara nutrisi, sedangkan fungi memperoleh senyawa karbon hasil fotosintesis.  mikoriza membantu kerja perakaran tanaman, mikoriza juga mampu meningkatkan toleransi tanaman terhadap keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan seperti kekeringan dan salinitas. Mikoriza terbagi menjadi 3 macam yaitu endomikoriza, ektomikoriza, dan ektendomikoriza. Tujuan dari praktikum ektomikoriza ini adalah untuk mengetahui pengertian ektomikoriza, untuk mengetahui struktur sel ektomikoriza pada Gnetum gnemon, dan untuk mengetahui fungsi ektomikoriza pada tanaman.  Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ektomikoriza ini adalah ektomikoriza adalah fungi yang berkembang di permukaan luar akar dan diantara sel-sel korteks akar, Struktur sel endomikoriza pada Gnetum gnemon terdapat Hartignet dan cortex, Ektomikoriza berfungsi meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara dan air yang tidak tersedia lagi bagi tanaman juga berfungsi sebagai kontrol biologi dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan.

DAFTAR ISI



COVER                                                                                                             ........ i
ABSTRAK....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
I.  PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A.  Latar Belakang....................................................................................... 1
B.  Tujuan.................................................................................................... 2
II.  TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 3
III.  METODELOGI PRAKTIKUM.............................................................. 6
A.  Alat dan Bahan...................................................................................... 6
B.  Cara Kerja ............................................................................................. 6
IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 7
A.  Hasil Praktikum..................................................................................... 7
B.  Pembahasan............................................................................................ 7
V.  KESIMPULAN......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 10


I.  PENDAHULUAN



A.  Latar Belakang


Mikoriza adalah adanya suatu bentuk hubungan simbiosis mutualisme antar cendawan dan perakaran tanaman tingkat tinggi. Mikoriza ada tiga, yaitu ektomikoriza, endomikoriza, dan ektendomikoriza.  Mikoriza merupakan asosiasi simbotik antara akar tanaman dan jamur Asosiasi antara akar tanaman dengan jamur ini memberikan manfaat yang sangat baik bagi tanah dan tanaman inang yang merupakan tempat jamur tersebut tumbuh dan berkembang biak. Prinsip kerja dari mikoriza ini adalah menginfeksi sistem perakaran tanaman inang, memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman yang mengandung mikoriza tersebut akan mampu meningkatkan kapasitas dalam penyerapan unsur hara.

Mikoriza juga dapat melindungi tanaman dari ekses unsur tertentu yang bersifat racun seperti logam berat. Mekanisme perlindungan terhadap logam berat dan unsur beracun yang diberikan mikoriza dapat melalui efek filtrasi, menonaktifkan secara kimiawi atau penimbunan unsur tersebut dalam hifa cendawan.  Selain itu mikoriza membantu kerja perakaran tanaman, mikoriza juga mampu meningkatkan toleransi tanaman terhadap keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan seperti kekeringan dan salinitas.

B.  Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ektomikoriza ini adalah
1.  Untuk mengetahui pengertian ektomikoriza
2.  Untuk mengetahui struktur sel ektomikoriza pada Gnetum gnemon
3.  Untuk mengetahui fungsi ektomikoriza pada tanaman

II.  TINJAUAN PUSTAKA



Kata mikoriza berasal dari bahasa Yunani yaitu myces (fungi) dan rhiza (akar). Jadi mikoriza adalah suatu bentuk hubungan simbiosis mutualisme antara fungi dan perakaran tumbuhan tingkat tinggi. Simbiosis ini terjadi saling menguntungkan, fungi memperoleh karbohidrat dan unsur pertumbuhan lain dari tanaman inang, sebaliknya fungi memberi keuntungan kepada tanaman inang, dengan cara membantu tanaman dalam menyerap unsure hara terutama unsur P. Hifa fungi mikoriza dapat meningkatkan pengambilan P dengan cara memperluas daerah penyerapan dari sistem perakaran tanaman sehingga dapat dimanfaatkan untuk menambah residu P yang menumpuk dalam tanah. Pengaruh FMA terhadap pertumbuhan, serapan P dan hasil tanaman dipengaruhi oleh jenis dan varietas tanaman, jenis tanah, jenis FMA, jenis pupuk, serta faktor lingkungan. Mikoriza adalah asosiasi saling menguntungkan antara fungi dan akar tanaman yang membentuk struktur simbiotik dan menghasilkan sifat morfologi yang baru. Melalui hubungan simbiosis dengan tanaman, mikoriza berperan penting dalam pertumbuhan tanaman, perlindungan penyakit, dan peningkatan kualitas tanah secara keseluruhan. Mikoriza adalah suatu bentuk hubungan simbiosis mutualistik antara jamur (mykes) dan perakaran (rhiza) tumbuhan tingkat tinggi. Mikoriza dapat meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara dan air yang tidak tersedia lagi bagi tanaman, juga berfungsi sebagai kontrol

biologi dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan. (Agricultura, 2011)

Istilah mikoriza yang berarti jamur akar pertama kali diperkenalkan oleh Frank pada tahun 1855. Dalam deskripsinya kemudian Fank membagi mikoriza berdasarkan tempat jamur berkembang dalam akar menjadi dua golongan yaitu ektomikoriza, jamur yang berkembang di permukaan luar akar dan diantara sel-sel korteks akar dan endomikoriza, jamur yang berkembang di dalam akar diantara dan didalam sel-sel korteks akar (Martawijaya, 1989).

Infeksi ektomikoriza diawali dengan dijumpai adanya pertumbuahn spora di perakaran tanaman. Setelah spora tumbuh, dengan cepat fungi tumbuh menutupi perakaran kecil dalam bentuk hifa yang menghambat pertumbuhn akar rambut. Sampai saat ini sedikit diketahui sebarannya, kelimpahan dan bagaimana populasi berkembang selama perubahan musim. Beberapa spesies mempunyai inang yang cukup banyak, yang lainnya hanya menginfeksi beberapa jenis tanaman saja. Seringkali jenis tanaman pada umur tertentu terinfeksi bermacam-macam mikoriza, dan dalam beberapa kasus beberapa jenis fungi menginfeksi tanaman yang sama bahkan pada akar yang sama. Cendawan ektomikoriza penggunaannya sangat terbatas, yaitu hanya dapat ditemukan dan digunakan pada tanaman keras, seperti pada tanaman kehutanan tertentu (tusam, eukaliptus, dan keluarga Dipterocarpacea). Telah banyak dibuktikan di laboratorium dan di lapangan bahwa untuk memperoleh pertumbuhan bibit tusam yang baik setelah ditanam di lahan- lahan kritis, penggunaan inokulum ektomikoriza diperlukan sekali guna meningkatkan pertumbuhannya (Setiadi, 1998).
Ektomikoriza biasanya berasosiasi dengan tanaman jenis pohon seperti pinus, oak, eukaliptus, dan lain-lain. Di dalam hutan di wilayah sub tropis banyak kita jumpai jamur sebagai tempat hidup ektomikoriza. Asosiasi ektomikoriza juga terjadi pada fungi. Inokulasi tanaman dengan ektomikoriza akan memberikan keuntungan, bahkan di beberapa tempat tanaman akan tumbuh baik apabila terinfeksi mikoriza. Inokulasi akan mendorong pertumbuhan tanaman apabila infeksi mikoriza. Inokulasi akan mendorong pertumbuhan tanaman apabila infeksi secara alami secara alami terjadi pada kerapatan rendah, atau galur asli kurang efisien dibanding galur yang diinokulasikan. Beberapa jenis mikoriza banyak memberikan keuntungan pada pertumbuhan tanaman (Susanto, 2002).

Jamur ektomikoriza memasuki akar dan mengganggu sebagian lamela tengah di antara sel korteks. Susunan hifa di sekeliling sel korteks ini disebut jaring Hartig. Ektomikoriza biasanya juga menyusun jaringan hifa dengan sangat rapat pada permukaan akar, yang disebut selubung. Selubung ini sering disebut dengan selubung Pseudoparenkim (Feronika, 2003).

Beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan dan perbaikan pertumbuhan tanaman setelah diberikan inokulasi fungi ektomikoriza bila dibandingkan dengan tumbuhan yang tidak memiliki simbiosis dengan ektomikoriza (Riniarti, 2002). Oleh karena itu fungi ektomikoriza mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas pertumbuhan khususnya pada tumbuhan jenis tengkawang yang sangat bergantung pada ektomikoriza (Omon, 2008).

III.  METODELOGI PRAKTIKUM



A.  Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum endomikoriza ini adalah mikroskop, preparat, dan alat tulis.  Sedangkan bahan yang digunakan adalah fungi endomikoriza.


B.  Cara Kerja


Langkah-langkah yang dilakukan dalam praktikum ini sebagai berikut
1.  Menyiapkan fungi endomikoriza pada tanaman Gnetum gnemon
2.  Menyiapkan alat mikroskop
3.  Meletakkan preparat yang terdapat endomikoriza pada mikroskop
4.  Mengatur ketelitian lenza 4X, 10X, dan 40X
5. Mencari bentuk endomikoriza yang terdapat dipreparat dengan bantuan mikroskop
6.  Melihat bentuk dan warna pada endomikoriza yang diteliti
7.  Menggambar bentuk endomikoriza pada kertas
8.  Membuat laporan akhir praktikum

IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1.  Hasil Praktikum




4.2.  Pembahasan


Mikoriza merupakan bentuk hubungan simbiosis mutualistik antara fungi dengan akar tumbuhan tingkat tinggi, tanaman inang memperoleh hara nutrisi, sedangkan fungi memperoleh senyawa karbon hasil fotosintesis. Mikoriza dibagi menjadi

endomikoriza, ektomikoriza, dan ektendomikoriza. Ektomikoriza, merupakan jamur yang hifanya hanya sampai kebagian epidermis akar tumbuhan atau tidak sampai menembus ke dalam korteks akar. Dengan adanya ektomikoriza akar tumbuhan tidak begitu memerlukan bulu akar. Tumbuhan tersebut dapat memperoleh air dan unsur-unsur hara dari tanah dalam jumlah yang lebih banyak.  Manfaat mikoriza adalah mampu meningkatkan penyerapan unsur hara, memperpanjang fungsi perakaran, lebih tahan terhadap kondisi kering dan serangan patogen (Trappe, Castellano, and Trappe, 1993 dalam Pujiyanto, 2001). Cendawan ECM mudah dikenali tanpa melalui pewarnaan. Hifa ECM tumbuh di sekitar dan di antara sel-sel korteks yang disebut dengan hartig net sedangkan yang tumbuh mengelilingi sel-sel epidermis disebut mantle. Pada ektomikoriza, jaringan hifa cendawan tidak sampai masuk kedalam sel tapi berkembang diantara sel kortek akar membentuk hartig net dan mantel dipermukaan akar.  Pada umumnya tanaman bersimbiosis dengan mikoriza, terdapat 90% tanaman bersimbiosis dengan mikoriza, dari 90% terdapat 90% bersimbiosis dengan endomikoriza dan 10% dengan ektomikoriza, dari 10% tanaman bersimbiosis dengan ektomikoriza kebanyakan tanaman berkayu.  Ektomikoriza berfungsi membantu tanaman mencari unsure hara dan air, serta menjaga agar tidak kekeringan, dan terhindar dari serangan pathogen.  Bagian tubuh dari ektomikoriza terdiri dari hartignet yang berfungsi untuk pertukaran unsure hara dan air, mantel adalah selubuh hifa.  Bentuk ektomikoriza ada pullboll dan umbrella.  Pada umumnya fungi yang terdapat pada melinjo dapat dimakan karena tidak beracun.  Ektomikoriza dapat tahan terhadap serangan pathogen karena memiliki mantel.

V.  KESIMPULAN



Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ektomikoriza ini adalah
1. ektomikoriza adalah fungi yang berkembang di permukaan luar akar dan diantara sel-sel korteks akar
2.  Struktur sel endomikoriza pada Gnetum gnemon terdapat Hartignet dan cortex
3.  Ektomikoriza berfungsi meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara dan air yang tidak tersedia lagi bagi tanaman juga berfungsi sebagai kontrol biologi dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan.

DAFTAR PUSTAKA



Agricultura, 2011. Hubungan FMA dengan Pinus.

Feronika, 2003. Mikoriza: Peran, Prospek, dan kendalanya. Program Pasca Sarjana Fakultas Pertanian. UGM

Martawijaya, A. 1989. Atlas Kayu Indonesia Jilid II. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor. Indonesia.

Omon, M. 2008. Pengaruh dosis tablet mikoriza terhadap pertumbuhan dua jenis meranti merah asal benih dan stek di HPH PT. ITCIKU, Balikpapan, Kalimantan Timur. Jurnal Info Hutan Vol V No.4.

Pujiyanto. 2001. Pemanfaatan Jasad Mikro Jamur Mikoriza dan Bakteri dalam Sistem Pertanian Berkelanjutan di Indonesia : Tinjauan dari Perspektif Falsafah Sains. E-mail : pujiyantotnh@yahoo.com.

Riniarti, M. 2002. Perkembangan kolonisasi ektomikoriza dan pertumbuhan semai dipterocarpaceae dengan pemberian asam oksalat dan asam humat serta inokulasi ektomikoriza [Tesis]. Pasca Sarjana. IPB.

Setiadi, Y. 1998. Prospek Pengembangan Mikoriza Untuk Rehabilitasi Lahan Kritis. Makalah Pelatihan Alih Teknologi Mikoriza di Pusat Pengembangan Jati, Cepu. Perum Perhutani

Susanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta


1 komentar: