RHIZOBIUM PADA
POHON AKASIA DAUN LEBAR (Acacia mangium)
(Laporan Praktikum Bioteknologi Kehutanan)
Penulis
Nama : Inafa Handayani
NPM : 1214151027
P.
S. :
Kehutanan
Mata
Kuliah : Bioteknologi Kehutanan
Dosen : Dr. Melya Riniarti, S.P.,M.Si.

Jurusan
Kehutanan
Fakultas
Pertanian Universitas Lampung
Bandar Lampung
24 November 2014
RHIZOBIUM PADA
POHON AKASIA DAUN LEBAR (Acacia mangium)
Inafa Handayani
Abstrak
Rhizobium
adalah bakteri yang dapat bersimbiosis mutualisme dengan tanaman famili
leguminose (dan beberapa tanaman non leguminose) dengan membentuk bintil akar,
yang memungkinkan tanaman menambat nitrogen dari udara. Nitrogen di udara berkisar 64 %. Praktikum ini dilakukan di Arboretum Fakultas
Teknik Universitas Lampung. Dilakukan pada akar pohon Acacia mangium, dengan
tujuan untuk mengetahui tentang Rhizobium, untuk mengetahui jumlah Rhizobium
pada akar Acacia mangium yang telah
didapatkan, dan untuk mengetahui persentase jumlah Rhizobium yang efektif dari
keseluruhan jumlah Rhizobium yang didapat. Rhizobium adalah bakteri yang dapat
bersimbiosis mutualisme dengan tanaman famili leguminose (dan beberapa tanaman
non leguminose) dengan membentuk bintil akar, yang memungkinkan tanaman
menambat nitrogen dari udara, jumlah seluruh Rhizobium pada akar Acacia mangium yang telah didapatkan
berjumlah 7 bintil akar, dan persentase jumlah Rhizobium yang efektif dari
keseluruhan jumlah Rhizobium yang didapat adalah 71.43 %.
DAFTAR ISI
COVER ........ i
ABSTRAK....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
I.
PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Tujuan.................................................................................................... 2
II.
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 3
III.
METODELOGI PRAKTIKUM.............................................................. 7
A. Alat dan Bahan...................................................................................... 7
B. Cara Kerja ............................................................................................. 7
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 8
A. Hasil Praktikum..................................................................................... 8
B. Pembahasan............................................................................................ 8
V.
KESIMPULAN......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 11
LAMPIRAN.................................................................................................... 12
GAMBAR........................................................................................................ 13
ACC ............................................................................................................ 14
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rhizobium
adalah bakteri yang dapat bersimbiosis mutualisme dengan tanaman famili
leguminose (dan beberapa tanaman non leguminose) dengan membentuk bintil akar,
yang memungkinkan tanaman menambat nitrogen dari udara, sekitar 64% N berada di udara. Bintil akar tempat terjadinya fiksasi N dari
udara, bintil akar effektif bagian dalamnya berwarna merah muda. Bakteri rhizobium adalah salah satu
contoh kelompok bakteri yang berkemampuan sebagai penyedia hara bagi tanaman.
Bila bersimbiosis dengan tanaman legum, kelompok bakteri ini akan menginfeksi
akar tanaman dan membentuk bintil akar di dalamnya. Rhizobium hanya dapat
memfiksasi nitrogen atmosfer bila berada di dalam bintil akar dari mitra
legumnya. Peranan Rhizobium terhadap pertumbuhan tanaman khususnya berkaitan
dengan masalah ketersediaan hara bagi tanaman inangnya.
Rhizobium
yang berasosasi dengan tanaman legume mampu menfiksasi 100-300 kg N/ha dalam
satu musim tanam dan meninggalkan sejumlah N untuk tanaman berikutnya.
Permasalahan yang perlu diperhatikan adalah efisiensi inokulan rhizobium untuk
jenis tanaman tertentu. Rizobium mampu
mencukupi
80% kebutuhan nitrogen tanaman legume dan meningkatkan produksi antara 10 %-25%.
Tanggapan tanaman sangat bervariasi tergantung pada kondisi tanah dan
efektifitas populasi asli (Sutanto, 2002 dalam Rahmawati 2005).
Simbiosis antara tanaman dan bakteri saling menguntungkan
untuk kedua pihak. Bakteri mendapatkan zat hara yang kaya energi dari tanaman
inang sedangkan tanaman inang mendapatkan senyawa nitrogen dari bakteri untuk
melangsungkan kehidupannya. Bakteri
penambat nitrogen yang terdapat didalam akar kacang-kacangan adalah jenis bakteri Rhizobium. Beberapa mikroba tanah seperti Rhizobium, Azaosprillium, Azotobacter
mikoriza perombak selulosa dan efektif mikroorgnisme dapat dimanfaatkan sebagai
biofertilizer pada pertanian organik.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan
dari Praktikum Rhizobium pada Pohon Akasia Daun Lebar (Acacia mangium) ini adalah
1. Untuk mengetahui tentang Rhizobium
2. Untuk mengetahui jumlah Rhizobium pada akar Acacia mangium yang telah didapatkan
3. Untuk mengetahui persentase jumlah Rhizobium yang
efektif dari keseluruhan jumlah Rhizobium yang didapat
II. TINJAUAN PUSTAKA
Rhizobium merupakan bakteri yang mampu
mengikat nitrogen dengan membentuk bintil akar pada tanaman kacang-kacangan. Rhizobium yang efektif pada bintil akar,
mampu memenuhi seluruh atau sebagian kebutuhan nitrogen bagi tanaman.
Berdasarkan kemampuan tersebut, rhizobium memiliki andil yang cukup besar dalam
peningkatan produktivitas pertanian, terutama tanaman kacang-kacangan (Rahman,
2002).
Dalam fiksasi nitrogen, bakteri
melakukan simbiosa mutualistis dengan tanaman (misalnya Leguminosa) membentuk
bintil-bintil akar tanaman, bakteri mendapatkan makanannya dari tanaman
inangnya, sedang kepentingan nitrogen bagi tanaman itu disediakan oleh bakteri
tadi. Hidup bersama antara bakteri dengan tanaman yang saling menguntungkan
disebut simbiosa mutualistis (Mulyani, 1996).
Faktor yang mempengaruhi pembentukan
bintil akar
Factor lingkungan yang mempengaruhi
penamban N2 oleh rhizobium adalah keasaman tanah, kandungan hara,
fotosintesis, iklim dan pengelolaan tanaman.
1. Keasaman tanah.
Kemasaman
tanah sangat mempengaruhi infektifitas dan efektifitas rhizobium, pengeruhnya
nyata pada pembibitan dan fiksasi N2 udara. Rhizobia dan akar
tanaman
kacang-kacangan dapat diruikan oleh unsur meracun Al3+ dan H2PO4-
tersedia. Sensitifitas rhizobium terhadap kemasaman tanah berbeda menurut
spesiesnya. Rhizobium meliloti pada perakaran alfalfa sangat berkurang populasinya
pada tanah dengan pH kurang dari 6. Hal ini menyebabkan bintil akar dan hasil
alfafa sangat berkurang. Lain halnya denganR trifoli dimana jumlah bintil akar
dan hasil tanaman inang red clover tidak berpengaruh pada pH berkisar 5,0-7,0.
2. Kandungan hara.
Maksimum
penambatan N2 terjadi hanya bila ketersediaan N di dalam tanah
minimum. Kelebihan konsentrasi NO3- di dalam tanah dapat mengurangi
aktifitas nitrogenase sehingga mengurangi aktivitas nitrogenase sehingga
mengurangi aktivitas rhizobium dan penambatan N2. Pengurangan
penambatan N2 dihubungkan dengan adanya kompetisi untuk fotosintat
antara reaksi reduksi NO3- dan penambatan N2.
3. Fotosintsis dan iklim.
Pembentukan
Simbiosis antara Rhizobium dengan Leguminose. Simbiosis antara Rhizobium dengan
Leguminose dicirikan oleh struktur bintil akar pada tanaman inang
(leguminoseae). Pembentukan bintil akar dimulai dengan sekresi produk
metabolism tanaman ke daerah perakaran yang menstimulasi pertumbuhan bakteri. Proses
pembentukan bintil akar di awali dengan kolonisasi bakteri bintil akar di rhizosfer
tanaman kacang-kacangan (Rahmawati, 2005)
Bakteri
Rhizoma merupakan
mikroba yang mampu mengikat nitrogen bebas yang berada di udara menjadi ammonia
(NH3) yang akan diubah menjadi asam amino yang selanjutnya menjadi
senyawa nitrogen yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan berkembang, sedangkan
Rhizoma sendiri
memperoleh karbohidrat sebagai sumber energi dari tanaman inang (Prayitno,
2000)
Mikoriza
merupakan asosiasi simbiotik antara akar tanaman dengan jamur. Asosiasi antara
akar tanaman dengan jamur ini memberikan manfaat yang sangat baik bagi tanah
dan tanaman inang yang merupakan tempat jamur tersebut tumbuh dan berkembang
biak. Prinsip kerja dari mikoriza ini adalah menginfeksi sistem perakaran
tanaman inang, memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman yang
mengandung mikoriza tersebut akan mampu meningkatkan kapasitas dalam penyerapan
unsur hara (Iskandar, 2002).
Bintil
akar tidak selalu tumbuh di pangkal akar, ada juga yang tumbuh di ujung-ujung
akar.Tidak selalu bintil akar dihuni oleh bakteri rhizoma yang tepat dan efektif. Bintil-bintil
ini timbul karena infeksi rambut akar dengan bakteri dari dalam tanah. Bakteri
yang menimbulkan bintil pada tanaman leguminosa, yaitu bakteri bintil,
dikelompokan dalam genus Rhizoma (Sadikin, 2004)
Bakteri-bakteri
yang menimbulkan bintil pasa tanaman Leguminose, yaitu bakteri bintil,
dikelompokkan dalam genus Rhizobium. Batang-batang Gram-negatif ini yang hidup
bebas dalam tanah, tumbuh secara anaerob ketat dengan senyawa organic sebagai
nutrein. Bakteri-bakteri ini amat cepat memperbanyak diri, tumbuh menjadi sel
dengan bentuk tidak teratur dengan volume 10-12 kali lipat dari Rhizobium yang
dapat bebas, dan akhirnya terletak dalam sitoplasma sel-sel tumbuh-tumbuhan
sebagai sel-sel individual (Somaatmadja, 2004)
Mengingat
besarnya peranan bakteri Rhizoma, maka
keberadaan bakteri tersebut perlu dikonservasi dan diisolasi dalam
bentuk koleksi kultur. Koleksi kultur bakteri memberikan jaminan bahwa
bakteri yang telah didiskripsikan tersimpan dengan aman dan baik,
sehingga tersedia setiap saat untuk keperluan generasi sekarang dan masa
mendatang. Untuk selanjutnya isolat-isolat bakteri dari daerah tersebut
yang akan digunakan kembali di kawasan ini sehingga mempunyai
peluang keberhasilan yang lebih tinggi dari pada penggunaan inokulasi yang berasal dari lokasi lain
(Anas, 2008)
III. METODELOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum
Rhizobium ini adalah kayu dan plastik, sedangkan bahan yang digunakan berupa
akar pohon akasia daun lebar (Acacia
mangium).
B. Cara Kerja
Langkah-langkah
yang dilakukan pada praktikum Rhizobium ini adalah
1. Mencari
akar pohon Acacia mangium yang memungkinan
terdapat bintil akarnya
2. Menggali tanah untuk mencari bintil akar
3. Mengambil akar yang terdapat bintil akarnya
4.
Mengumpulkan bintil akar yang didapatkan kedalam plastik
5.
Membuka bintil akar untuk mengetahui apakah bintil akar tersebut efektif
atau tidak
6. Menghitung keseluruhan jumlah
bintil yang didapat dan menghitung jumlah bintil yang efektif
7.
Membuat laporan sementara/acc
8.
Membuat laporan akhir praktikum
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum
Nama Pohon
|
Jumlah bintil yang didapatkan
|
Jumlah bintil efektif
|
% bintil efektif
|
Acacia
mangium
|
7
|
5
|
71.43 %
|
%
efektif =
Jumlah bintil berwarna pink
Jumlah
total bintil
= 5 x 100%
7
= 71.43 %
B. Pembahasan
Rhizobium
adalah bakteri yang dapat bersimbiosis mutualisme dengan tanaman famili
leguminose (dan beberapa tanaman non leguminose) dengan membentuk bintil akar,
yang memungkinkan tanaman menambat nitrogen dari udara. Bintil akar yang effektif bagian dalamnya berwarna merah muda. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan
bintil adalah Suhu optimal 24oC, untuk iklim sedang 15-25 oC,
untuk iklim tropis 24-35 oC, ketersediaan air, kekurangan P akan
menghambat, akibat adanya hambatan dalam petumbuhan tanaman, dan kekurangan Ca
akan mempengaruhi jumlah dan penyebaran bintil yang terbentuk. Praktikum
Rhizobium ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Lampung,
akar pohon yang diteliti
adalah Acacia
mangium yang jumlah pohonnya cukup banyak di Universitas Lampung, walaupun
demikian karena pohonnya yang sudah besar-besar sehingga untuk mencari bintil
akar cukup sulit karena akarnya cukup dalam, selain itu untuk mencari bintil
akar hanya menggunakan kayu yang tidak tajam (tanpa alat seperti cangkul). Setelah
mencari pohon yang memungkinkan ada Rhizobiumnya, langsung menggali tanah
dengan kayu, setelah itu didapatkan akar Acacia
mangium yang terdapat Rhizobiumnya.
Jumlah Rhizobium yang didapatkan adalah 7 bintil akar, dan yang efektif
hanya sekitar 5 bintil akar, sehingga persentase efektif yang didapatkan adalah
71.43 %. Untuk menghitung persentase akar yang efektif dengan cara jumlah akar
yang berwarna pink (akar yang efektif) dibagi dengan jumlah keseluruahan akar dikalikan
dengan 100%. Bintil akar didapatkan di tempat yang cukup lembab dan tanahnya
subur.
V. KESIMPULAN
Pada praktikum Rhizobium ini dapat ti
tarik kesimpulah bahwa
1. Rhizobium adalah bakteri yang dapat bersimbiosis
mutualisme dengan tanaman famili leguminose (dan beberapa tanaman non
leguminose) dengan membentuk bintil akar, yang memungkinkan tanaman menambat
nitrogen dari udara
2. Jumlah
seluruh Rhizobium pada akar Acacia
mangium yang telah didapatkan berjumlah 7 bintil akar
3. Persentase
jumlah Rhizobium yang efektif dari keseluruhan jumlah Rhizobium yang didapat
adalah 71.43 %
DAFTAR
PUSTAKA
Anas, 2008. Mikroba penambat nitrogen dan pelarut fosfat dari rhizosfer padi dan
tanah rawa kawasan PLG satu juta hektar, Kalimantan Tengah. Bandar Lampung.
Iskandar, 2002. Pupuk Hayati Mikoriza Untuk Pertumbuhan dan Adapsi Tanaman Di Lahan
Marginal. Malang.
Mulyani,
Mul. (1996). Mikrobiologi Tanah. Cetakan ke – 2. Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta.
Prayitno, 2000. Analisis
Mikroorganisme di Lab. Erlangga. Jakarta.
Rahmawati,
N.2005. Pemamfaatan Biofertilizer Pada
Pertanian Organik. Fakultas
Sadikin. 2004. Kedelai
. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Bogor.
Somaatmadja. 2004. Mikrobiologi
Umum. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Sutanto,
Rachman. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
LAMPIRAN
GAMBAR
Gambar 1 dan 2 Akar Acacia Mangium yang ada Rhizobiumnya
Gambar 3 dan 4 Bintil akar yang efektif
Gambar 5 Bintil akar yang efektif
(kecil) dan tidak (besar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar