Jumat, 18 Desember 2015

Restorasi Lahan



1.    Bagaimana cara mengatasi permasalahan air asam?
Jawab : Permasalahan air asam dapat diatasi dengan cara menutup dan menimbun kembali dengan segera lokasi bekas penambangan dan penetralan dengan menambahkan kapur ke dalam air (hydrated lime).

2.    Bagaimana cara mengatasi kondisi ekstrim agar pohon dapat tumbuh?
Jawab : Kondisi ekstrim dapat diatasi dengan perbaikan kondisi tanah (pengapuran atau penambahan bahan organik), memperbaiki sistem drainase untuk mencegah genangan air, dan penyiraman serta pemilihan jenis pohon yang tepat yang dapat beradaptasi dengan kondisi-kondisi ekstrim tersebut.  Perbaikan fisik lahan biasanya memerlukan biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemilihan jenis pohon.  Jenis pohon yang dapat digunakan untuk lahan-lahan ekstrim adalah pohon kayu putih, kayu kuku, biti, dan merbau.

3.    Apakah perbedaan penggunaan tanaman pionir eksotik vs lokal?
Jawab : Tanaman pionir eksotik merupakan jenis tanaman yang tumbuh di luar sebaran aslinya dan merupakan tanaman intoleran, contoh : akasia, sengon, sengon buto, johar, ekaliptus, kayu putih, kemiri, trembesi, gmelina, saga dan waru.  Sedangkan tanaman pionir lokal adalah jenis tanaman yang tumbuh di sebaran aslinya dan merupakan tanaman toleran, contoh: jabon.

4.    Tahapan domestifikasi jenis pohon lokal?
     Jawab  : Tahapan domestifikasi jenis local adalah sebagai berikut.
1.      Analisa dan pemetaan vegetasi : pengetahuan menganai jenis yang tumbuh disuatu blok dan kondisi permudaannya sangat penting untuk menentukan prioritas jenis yang akan dikembangkan untuk rehabilitasi lahan bekas tambang di blok tersebut
2.      Pengumpulan bibit dan benih pohon lokal :  pemilihan jenis didasarkan atas nilai ekonomi, ekologi, sosial dan budaya suatu jenis
3.      Uji spesies (Species Trials) : untuk mengetahui kharakteristik pertumbuhan dari tiap-tiap jenis yang dikumpulkan serta untuk mengetahui daya adaptasinya di lahan bekas tambang
4.      Pembibitan dan penanaman dalam skala luas : jenis unggulan hasil uji spesies dikumpulkan bibitnya dari lapangan dengan skala besar, dipelihara di persemaian lalu ditanam di lapangan.

5.    Manfaat mikoriza dan rhizobium untuk penanaman di lahan bekas tambang?
Jawab : Fungi mikoriza bersimbiosis dengan pohon untuk meningkatkan kemampuan pohon untuk menyerap unsur hara, khususnya fosfat, air, melindungi tanaman dari penyakit akar dan keracunan logam berat.  Sementara bersimbiosis dengan rhizobium memungkinan pohon mendapatkan pasokan nitrogen dari udara, sehingga meskipun persediaan oksigen di tanah rendah namun pohon dapat memenuhi kebutuhan nitrogennya.

6.    Teknik perbaikan kondisi tanah bekas tambang untuk persiapan penanaman?
Jawab : Perbaikan kondisi tanah meliputi perbaikan sifat fisik dimaksudkan untuk memperbaiki porositas dan permeabilitas. Pada tanah yang padat porositas dan permeabilitasnya rendah sehingga perakaran kurang berkembang karena kekurangan oksigen disamping terdapat hambatan fisik untuk berkembang.  Untuk memperbaiki sifat fisik dapat dilakukan dengan menggemburkan tanah dan penembahan bahan organik.  Perbaikan sifat kimia tanah dilakukan dengan memperbaiki reaksi tanah (pH tanah mendekati netral), meningkatkan ketersediaan unsur hara dan air. Reaksi tanah dapat diperbaiki dengan pengapuran.  Untuk memperbaiki kandungan unsur hara tanah dapat dilakukan dengan pemberian pupuk anorganik dan organik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar